varendy's blog

for those who wanted to make a truly friendship buat penulis di seluruh dunia, kenalan yuk . . .

Thursday, December 14, 2006

Poligami dan Pedagang Asongan

assalamu'alaikum

selamat siang dunia !

poligami kembali menjadi sorotan di Indonesia, pernikahan kedua AA Gym menjadi pemicu timbulnya pembicaraan mengenai hal yang dibolehkan ini, banyak kalangan yang menyatakan sikap tidak setujunya poligami, namun tidak sedikit juga yang malah pasang badan dan setuju seratus persen dengan poligami.

pemerintah ? memilih sifat reaktif, menteri urusan perempuan langsung diundang ke istana guna merevisi undang-undang pernikahan, inti dari undang-undang itu adalah membatasi atau memperketat aturan tentang poligami, hal ini memicu reaksi yang negatif dari kalangan ulama, mereka berpendapat bahwa pemerintah tidak usah mengurusi masalah poligami, karena poligami sudah banyak diatur dalam aturan agama.

sementara itu skandal video mesum kembali merebak, video seorang anggota DPR dan seorang artis dangdut yang sedang bercengkrama bak suami-istri di sebuah hotel terungkap ke muka publik, si pelaku perempuan (penyanyi dangdut) melakukan roadshow keliling media televisi untuk memverivikasi hal tersebut, sementara si pelaku pria (anggota DPR) ngumpet selama satu minggu penuh, baru kemudian mengucapkan pembelaannya dimuka umum, kemudian dilanjutkan dengan perseteruan masing-masing pihak.

pemerintah ? malah bereaksi lambat, video hubungan haram itu malah disikapi dengan adem-ayem saja, padahal dampaknya bagi moral bangsa sungguh sangat dahsyat, bukan tak mungkin bila tidak disikapi dengan tepat dan tegas video-video macam ini di kemudian hari akan terus merebak, akibatnya moral pemuda dan pemudi bangsa ini akan semakin rusak saja.

saya tidak ingin membahas masalah itu kali ini, sudah terlalu sering kita mendengar pemerintah yang punya standar ganda dalam setiap skapnya, sebuah pemerintahan yang menurut saya kurang bisa berkomitmen dan seringkali bersikap mendua dalam segala sesuatu.

kali ini saya ingin bercerita tentang seorang pedagang asongan dan poligami,

sore hari di kota jakarta, sang surya sepertinya mulai lelah bekerja, ia nampak ingin sekali mengakhiri tugasnya hari ini dan tidur terlelap dalam pangkuan malam yang menyejukkan, iapun mulai tenggelam di barat, seiring semburat merah yang terrefleksi di mega putih yang nampak cerah karenanya.

jakarta sore ini masih tampak sangat sibuk, antrian kendaraan yang menyusuri jalan raya tampak beriringan di salah satu jalan utama jakarta, meskipun jalan itu harusnya merupakan jalan bebas hambatan, tapi seringkali setiap harinya penuh dengan antrian kendaraan yang selalu berdesakan.

sebuah bus kota nampak berhenti di dekat trotoar tempat saya menunggu, tak lama kemudian saya menaiki bus tersebut, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, saya tidak mendapatkan tempat duduk, akhirnya terpaksa saya berdiri, namun tak sampai lima menit berdiri seorang bapak memanggil saya kemudian mempersilahkan saya untuk duduk di bangku kosong disebelahnya, saya tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut segera menghampiri dan duduk di bangku kosong itu.

seorang pedagang nampak berteriak-teriak menjajakan dagangannya diatas bus kota yang sedang merayapi jalan yang penuh sesak, kemudian dia sampai diposisi paling belakang bus kota tersebut. saya kemudian bergumam kecil.

"waduh macet lagi, macet lagi, huuh"
"iya nih mas, setiap hari begini, mungkin gara-gara demo di HI nih" jawab si pedagang cepat
"ada demo apa mas ?" tanya saya
"itu tadi ada demo di HI, banyak perempuan pegang spanduk, terus teriak-teriak"
"mereka demo soal apa mas ?" tanya saya penasaran
"mereka bawa spanduk, bunyinya macem-macem mas ada yang tolak poligami, kami bukan binatang, poligami haram, dan banyak lagi lainnya"
"oooh soal poligami ya mas"
"iya mas"

saya hanya tersenyum simpul mendengarnya, lalu ia melanjutkan perkataannya yang sempat terputus tadi

"mereka bener juga sih mas, mana ada perempuan yang mau di poligami, kalo nurutin soal agama banyak banget yang harus diturutin, cowo aja harus pake jilbab kaya di arab sana nanti, ya kan mas ?"

saya hanya bisa ber"ooo" dan ber"iya-iya", meskipun saya tidak setuju dengan apa yang dikatakannya, tiba-tiba terbersit di pikiran saya untuk memberitahunya tentang hukum poligami dalam islam, namun akhirnya hanya sebuah senyum yang muncul di bibir saya, rasanya percuma bertanding kata untuk menjelaskan panjang lebar di bus umum dengan seorang pedagang yang ngotot. pikir saya.

begitulah realitas yang saya hadapi dengan mata kepala saya sendiri, banyak diantara para penolak poligami belum paham seratus persen tentang poligami itu sendiri, dan bertindak berdasarkan emosi sesaat yang meluap-luap, bukan berdasarkan pengetahuan yang mendalam tentang poligami,

wajar saja kalau kemudian mereka mudah terpengaruh, maaf nih bukan ingin menjustifikasi begitu, tapi kita semua tahu bahwa emosi sendiri berasal dari nafsu amarah yang tak terkendali dan teraplikasi dalam sikap berbentuk emosi, jika seseorang dalam tahap emosi yang tinggi, maka setiap stimulan yang datang akan ditanggapi dengan reaksi negatif pula, tanpa pertimbangan rasional, nafsu tak terkendali itu sendiri merupakan salah satu sifat buruk yang harus dapat dikendalikan, sebab ia dapat dan pasti merusak segalanya, buktinya apa ?

mungkin kita semua pernah mendengar bahwa IQ dan EQ saja tidak cukup untuk menjadi seorang yang sukses, selain itu dibutuhkan ESQ, atau Emotional Spiritual Quotetion (maaf ya kalo salah nulisnya), para CEO dunia bisnis sukses saat ini juga sependapat dengan hal itu meskipun berbeda redaksi soal ESQ, intinya sih kalo mau sukses harus punya tingak pengendalian emosi dan nilai ESQ yang tinggi, kalo yang pernah saya pelajari dari ilmu psikologi sih begitu, meskipun belum pernah belajar psikologi secara formal sih . . . .

akhirnya pedagang itupun turun dari bus kota, dan bus pun melanjutkan perjalanannya. dan sayapun tertidur pulas . . . .

wassalam
al-fakir ad-dhaif
varendy