varendy's blog

for those who wanted to make a truly friendship buat penulis di seluruh dunia, kenalan yuk . . .

Friday, January 26, 2007

Tirani Teknologi

assalamu'alaikum

selamat sore dunia !

saya bertemu dengan teman lama, beberapa hari lalu, mereka lalu berkomentar tentang tulisan yang saya buat, katanya dalam saya nggak pernah nulis tentang iptek, oke sebuah tantangan baru saja diluncurkan, tulisan ini adalah salah satu bentuk pembelaan saya, he3, moga-moga berguna.

teknologi seringkali menjadi tolok ukur kemajuan yang diraih sebuah negara, sebuah penemuan teknologi baru seringkali beriringan dengan tingkat ke-modern-an suatu negara. dengan kata lain, ketika sebuah teknologi terkini dilahirkan dalam suatu negara, maka negara itu biasanya langsung dicap sebagai negara maju.

contohnya teknologi nuklir yang sedang dikembangkan oleh negara iran, teknologi pemurnian nuklir dapat menghasilkan energi yang luar biasa dahsyat, menurut pemerintah iran, teknologi ini akan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, khususnya dalam bidang ketersediaan energi listrik bagi rakyatnya. iran pun langsung diberi label sebagai salah satu negara asia yang maju karena sudah bisa membuat energi nuklir.

namun apa yang terjadi, dunia internasional yang diprakarsai oleh israel mengecamnya karena takut kemampuan membuat nuklir itu akan mengancam kedaulatan negaranya. sebagai reaksi, para petinggi israel menyiapkan rencana perang terhadap negara iran. aneh bukan ? ups stop, stop, kita sedang tidak bicara soal politis, jadi sebaiknya kita hentika saja hal bahasan ini, oke ?

kembali ke laptop ! atau kita hendak mengingat-ingat ke masa lampau, dimana wright bersaudara hendak bermimpi terbang bagaikan burung di angkasa, mereka lalu berhasil mencipta sebuah pesawat terbang yang mampu terbang meski hanya beberapa detik saja, tak sampai semenit bahkan. keberhasilan wright bersaudara itulah menjadi katalis bagi para inventor lainnya untuk berlomba-lomba mencipta sebuah pesawat. akhirnya dapat kita lihat bersama, pesawat menjadi sebuah benda yang tak asing lagi di area dirgantara kita.

berkat teknologi sepertinya segala pekerjaan menjadi lebih mudah, namun ternyata tak selamanya begitu, banyak orang bilang bahwa teknologi itu bagaikan dua sisi mata uang, disatu sisi dia mempermudah pekerjaan, namun disisi lalin banyak sekali dampak negatif yang dibawa oleh teknologi, salah satunya adalah ketergantungan terhadap teknologi.

sebagai bagian dari peradaban modern, kita tentu tak bisa lepas dari komputer, entah itu dalam bentuk komputer personal yang digunakan orang rumahan atau bahkan notebook, dan segala asesoris lain yang mendukungnya, seperti USB flash, MP3 player, dsb. segala aktivitas kita dalam bekerja biasanya selalu menggunakan apapun yang berhubungan dengan komputer tersebut, entah itu mengetik di ms word, membuat spreadsheet di ms excel, membuat database di ms access, nge-net dengan internet explorer, pindahin data dengan USB Flash, atau bahkan dengerin musik favorit dengan MP3 player.

kesemua hal itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita, namun fatal akibatnya, karena sedikit demi sedikit kita mulai tergantung dengan teknologi itu. beberapa saat lalu gempa di taiwan menyebabkan putusnya jaringan internet ke asia tenggara, sampai saat tulisan ini dibuat koneksi masih belum normal 100 %. akibatnya banyak dari karyawan di kantor saya tidak bisa bekerja karenanya.

lain lagi dengan kisah seorang teman, ia terbiasa menulis di depan komputer, ketika PC hang dan rewel, maka ia tak lagi menulis, namun harus menunggu hingga PC nya kembali normal, yang tentu saja memerlukan waktu yang tak sedikit, tak kurang dari beberapa hari ia tidak menulis. padahal ia masih bisa menulis dengan tangannya, namun ketika saya beritahu tentang hal itu, "ia malah bilang tidak sreg menulis tanpa komputer" katanya singkat.

saya jadi teringat kisah ibu saya ketika masih kecil, betapa ia harus belajar ngaji dengan diterangi lampu semprong atau cahaya lilin, ketika ia harus berjalan berkilo-kilometer untuk sekolah, atau cerita tentang ayah yang harus menumpang kereta sapi untuk berjalan kekota, bekerja menjual barang ditengah cahaya matahari yang terik dan panas, atau cerita nenek saya, ketika ia harus belajar dengan menggunakan grip (sejenis batu tulis) untuk belajar, namun mereka semua masih bisa produktif dan berkarya, mereka terus semangat meski terkadang alam menjadi halangan terbesar mereka, terbukti mereka bisa survive sampai saat ini, masa dimana kuda sudah tak lagi bisa menggigit besi lagi.

rupanya teknologi telah menciptakan sebuah tirani ditengah-tengah umat manusia. teknologi menjadi penguasa sesungguhnya terhadap penciptanya, menjadi raja ditengah-tengah para budaknya, menggerus sisi alami dari manusia dan menumpulkan insting dan panca indra penggunanya, bahkan yang paling parah menjadi tuhan yang lebih agung dari tuhan sebenarnya.

sepertinya kita tak bisa terus-menerus berdiam diri dijajah oleh teknologi. karena ia adalah pelayan kita, ia adalah alat untuk mempermudah hidup kita bukan mempersulitnya. yuk kiembali kita tempatkan ia ke derajat sebenarnya. secara proporsional dan seimbang. agar kita bisa kembali ke kodrat kita yang sebenarnya, khalifatullah fil ardh, pengelola dan pemakmur bumi.

wassalam
al-fakir ad-dhaif
varendy

0 Comments:

Post a Comment

<< Home