varendy's blog

for those who wanted to make a truly friendship buat penulis di seluruh dunia, kenalan yuk . . .

Thursday, February 08, 2007

Tunik Tajir (ceriTa UNIK sepuTAr banJIR)

assalamu'alaikum

selamat sore dunia !

Jum'at, 2 Februari 2007
sore hari, semburat oranye matahari yang tersembunyi dibalik awan mendung mulai nampak di ufuk barat, menandakan akan berakhirnya hari ini. saya yang hendak pulang dari kantor pun segera bersiap turun. hari ini sepertinya akan normal, tapi alangkah terkejutnya saya, ketika saya keluar sari gedung perkantoran dan menuju ke jalan raya. terlihat antrian kendaraan yang sama sekali tak bergerak, rupanya karena tergenang banjir di ujung jalan lainnya.

segera saya menyeberang ke sisi sebelahnya dan mengambil inisiatif untuk naik kerata saja, sesampainya saya di stasiun kereta bukan keberuntungan yang saya hadapi namun kesialan justru kembali catang. kereta ditiadakan karena ada longsor di daerah rawa bebek, kranji, bekasi. dengan langkah gontai sayapun segera berjalan kaki tak tentu arah. kemudian sebuah ide muncul, mungkin masih belum terlambat untuk ikut bapak dan ibu.

bagai mendapat suntikan energi baru, sayapun bergegas mencari mobil umum kearah senen, lagi-lagi sial. mobil yang saya dapat selalu penuh sesak, sehingga saya harus menunggu lebih lama lagi, ide baru muncul, saya berjalan pelan-pelan untuk mengejar bus dari arah hulu, bukan hanya menunggu di hilir. akhirnya saya berjalan dengan perlahan, tak terasa saya kembali ketempat saya semula naik bus, yaitu tepat didepan kantor saya.

hampir empatpuluh lima menit menunggu akhirnya ada juga bus yang tidak terlalu penuh, namun masih saja sedikit sesak menurut saya, terlintas dalam pikiran saya, bahwa saya tidak akan bisa mengejar bapak kalau terus menunggu seperti ini, akhirnya saya putuskan untuk naik bus, dengan segala resikonya. benar saja suasana bus pertama kali saya masuk memang sudah agak sesak, namun sepertinya pak kondektur yang terhormat tidak peduli akan hal itu dan terus saja memasukkan penumpang kedalam bus, dengan alasan tidak ada angkutan umum karena banjir. penderitaan saya baru berakhir ketika bus memasuki terminal sensn, dengan langkah gontai saya menyusuri jalan senen untuk menuju ke kantor bapak dan pulang bersamanya.

Sabtu, 3 Februari 2007
sebuah sms masuk ke HP saya, asw.diharapkan kedatangannya pada resepsi pernikahan kami yang akan diadakan pada hari sabtu, 3 Februari 2007, pada jam 13.00-17.00, akad akan dilaksanakan pada pukul 09.00, doa dan kehadiran anda akan sangat kami nantikan. va dan zaki. tak terasa memang sudah seminggu berlalu setelah sms itu sampai. artinya hari ini saya harus menghadiri resepsi seorang teman lama itu. dalam pikiran melambung tinggi sebuah harapan sekaligus pertanyaan, kapan ya saya akan bisa menikah seperti beliau?

tepukan lembut bapak menyadarkan saya dari lamunan singkat itu, dia berencana untuk pergi keluar rumah hari ini, tanpa menyia2kan kesempatan sayapun segera mengutarakan niat saya untuk pergi ke depok menghadiri resepsi. ia setuju dan kamipun segera berangkat, seperti biasa saat kuliah dulu, motor kami naikkan mobil agar bapak tidak usah menunggu saya selesai resepsi. jam satu kami berangkat dan sampai disana jam setengah tiga.

singkat kata resepsi pun selesai dan saya bersiap pulang, dijalan saya sempat melalui beberapa sungai dan melihat betapa tinggi dan derasnya arus sungai itu. dari depok menuju taman mini belum ada hambatan yang berarti. namun ketika masuk kejalan taman mini kearah pondok gede, tiba-tiba saya disergap oleh suasana riuh, banyak sekali orang-orang berkumpul di tengah jalan. mobil-mobil angkutan umum terlihat mulai berbalik arah, begitupun mobil-mobil pribadi.

saya terus merangsek maju dengan motor, dan ketika sampai di ujungnya terlihat pemandangan yang menakjubkan. ruas jalan terpotong oleh banjir setinggi lulut orang dewasa, sepanjang sekitar beberapa ratus meter, arusnya pun deras sekali. terlihat beberapa gerobak menyebrangkan motor, gerobak sayur, atau orang untuk menuju kearah sebaliknya.

duh mau tak mau saya harus memutar balik, akhirnya saya putuskan mencari jalan lain, setelah berkonsultasi dengan beberapa warga, saya memutuskan untuk mengambil jalur memutar melewati daerah yang disarankan. sepertinya takkan ada masalah pada jalur yang saya lewati, ketika lagi-lagi ditengah jalan saya dikejutkan oleh genangan air setinggi dua puluh senti yang mencegat di depan saya, pikiran saya jadi melayang pada judul sebuah program khusus salah satu stasiun TV swasta kita, "jakarta dikepung banjir", sebuah realitas yang kini terhidang di depan mata saya.

kembali saya dihadapkan pada dua pilihan, memutar kembali, atau nekat menyebrang, sebuah keputusan yang tak mudah dan keduanya mengandung resiko, kalo nyebrang resiko motor bisa mati ditengah jalan, kalo memutar, bisa-bisa saya nyasar karena buta daerah sekitar, setelah menimbang beberapa saat akhirnya saya memutuskan untuk jalan terus alias menerobos lautan kecil itu, bismillah, gigi satu saya masukkan dan gas sengaja saya biarkan tinggi, hati saya berdebar ketika menyebrangi gengangan itu, sensasi antara takut dan senang bercampur menjadi satu. tapi nasib saya pasrahkan kepada kemampuan motor dan takdir ilahi. alhamdulillah saya berhasil menyebrang dengan selamat. setelah melalui genangan sepanjang beberapa puluh meter itu.

dengan riang saya kembali menaiki motor shogun saya, motor ini memang tua, tapi ia masih bisa diandalkan, "I owe you once, bikey" gumam saya dalam hati. ternyata keriangan saya hanya berlaku sesaat, kembali genangan air dengan dalam dan tinggi yang hampir sama menghadang, kali ini saya mengenal jalan yang akan saya lalui, itu jalur angkot K02 menuju rumah saya dibekasi.

pilihan kembali mendatangi saya, terus atau memutar? karena sudah pengalaman dan tingkat pede sedang tinggi-tingginya, akhirnya kembali saya putuskan untuk terus. kali ini, kerana sudah pengalaman tekanan dan stress tidak menghantui saya terlalu berat. terbukti saya berhasil melalui genangan itu dengan baik, yang menyebabkan saya tambah percaya dengan kemampuan motor shogun tercinta.

tapi malang tak dapat ditolak, untung tak bisa diraih, entah karena kesombongan saya atau memang Sang Maha Kuasa sedang ingin menguji saya, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, mesin motor tiba-tiba mati, setelah saya coba cek ternyata busi basah karena kena air. mau tak mau saya harus dorong sampai bengkel terdekat.

kurang lebih satu kilometer saya mendorong motor dalam kondisi hujan lumayan lebat, di kejauhan terlihat sebuah bengkel. semangat saya terlecut untuk segera sampai kesana. setelah motor diganti oli dan busi dikeringkan dengan hembusan angin kompressor, saya kembali jalan menuju rumah tercinta. alhamdulillah kali ini tak lagi ada masalah menghadang.

Minggu, 4-Februari-2007

pagi yang cerah dan senyum di bibir merah, lho kok jadi kaya lagu, hari minggu memang waktu yang tepat untuk rileks sejenak setelah seminggu penuh bekerja, hari ini biasa saya menfaatkan untuk entertainment, dalam berbagai macam bentuknya, entah itu bermain Playstation, PC, jalan-jalan naik motor, atau bahkan dirumah seharian nonton TV dan bercengkrama dengan keluarga tercinta.

tapi tidak hari minggu ini, saya masih punya janji untuk menghadiri penyambutan anggota baru FLP bekasi, meski saya juga baru beberapa minggu lalu dilantik menjadi anggota muda, he3x. kulihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. ketika saya ditegur oleh ibu, ia mengingatkan tentang kondangan seorang saudara, dan ia berharap saya hadir pula bersama-sama. sayapun mengiyakan.

jam 12.30, ketika saya dan keluarga sampai di kondangan seorang saudara. kondangannys sendiri berlangsung baik, meskipun tamu yang datang relatif sedikit, mungkin karena banjir yang masih menghadang sebagian besar wilayah bekasi. saya mulai gelisah ketika jam sudah menunjukkan pukul 13.40 namun belum ada tanda-tanda keluarga akan pulang, "bisa batal nih janji saya", batin saya waktu itu. akhirnya sepuluh menit kemudian kami pulang dan sampai dirumah dengan aman.

karena sudah merasa terlambat, begitu sampai rumah saya langsung pergi lagi naik motor, sebuah janji seharusnya tidak boleh dilanggar. sepuluh menit kemudian saya telah sampai di depan jalan menuju ke al-muhajirin. namun betapa terkejutnya saya ketika saya disambut oleh hamparan air yang menghadang jalan saya, oh boy, sepertinya janji lagi2 tak bisa ditepati.

akhirnya saya pulang kerumah, namun bukan langsung pulang, saya malah meninjau beberapa lokasi perumahan ayng terkena banjir, perum 2, perum 3, duren jaya, irigasi, dan cerewet sempat saya kunjungi, benar-benar dahsyat akibat yang ditimbulkan oleh banjir tahun ini.

Senin, 5 Februari 2007
berita di sebuah stasiun televisi, jalan raya Sudirman dan MH Thamrin tergenang banjir setinggi 20 cm, cawang masih tenggelam, sedangkan jatinegara masih setinggi lutut orang dewasa. asyik hari ini saya meliburkan diri karena banjir menggenangi seluruh ruas jalan yang akan saya lalui.

wassalam
al-fakir ad-dhaif
varendy

0 Comments:

Post a Comment

<< Home