varendy's blog

for those who wanted to make a truly friendship buat penulis di seluruh dunia, kenalan yuk . . .

Tuesday, January 09, 2007

Masyarakat Reaktif

assalamu'alaikum

selamat pagi dunia !

huff, sudah lama juga saya nggak menulis, entah kenapa kok rasa kangen itu selalu muncul ketika saya tidak menulis dalam beberapa hari, dan rasa kengen itu akan menyeruak masuk, menggedor hati dan nurani saya agar terus menulis, meskipun tidak ada yang mengomentari ataupun memberi masukan tentang tulisan saya, saya tidak peduli, yang penting terus nulis.

tulisan ini sendiri terinspirasi dari berbagai macam kejadian dan diskusi dengan beberapa orang yang menurut saya sangat cemerlang pikirannya. kita seringkali mendengar dan melihat bahwa kejadian-kejadian dalam negeri akhir-akhir ini. Dari lumpur lapindo yang kini mendunia, poligami AA gym, atau bahkan kejadian sederhana seperti yang terjadi di salah satu milis.

entah kenapa ketika terjadi lumpur lapindo, masyarakat langsung menghujat dan mencaci PT.Lapindo Brantas yang memang bertanggung jawab dalam pengeboran minyak disana. masih segar di ingatan kita bahwa mereka dengan gencar mencaci maki perusahaan itu dengan seluruh kemampuan caci-maki yang mereka punya.

lain lagi dengan berita pernikahan kedua AA Gym, berita ini kemudian menjadi headline pada harian ibukota, kemudian diskusi (atau mungkin lebih tepat disebut debat) tentang poligami bermunculan dimana-mana bagai jamur di musim penghujan. dari artis sampai sopir angkot kemudian menjadikan poligami sebagai bahan perbincangan mereka,

bahkan yang lebih luar biasa lagi, beberapa wanita dan ibu rumah tangga berdemo di sekitar lingkungan HI untuk menyatakan protesnya mereka tentang poligami, "kami menolak poligami" begitu bunyi spanduk yang mereka bawa kala itu.

yang paling akhir adalah ketika di sebuah milis ada seorang anggota yang berbuat sebuah kesalahan, sebenarnya ia ingin berpromosi tentang buku baru yang akan launching, kebetulan ia menggunakan bahasa yang agak provokatif, tapi menurut saya masih wajar, kemudian beberapa anggota milis tersebut langsung menanggapi dengan emosional. akibatnya seorang anggota milis dengan terpaksa (meskipun menurut dia berdasarkan keinginan pribadi) mundur dari kepengurusan organisasi dimana milis tersebut bernaung.

dengan berbagai kejadian ini, menjadikan saya berpikir dan memutuskan untuk menulis artikel ini, menurut saya ternyata masyarakat kita merupakan tipe masyarakat yang reaktif dan cenderung emosional dalam menghadapi segala sesuatu permasalahan, jika ada sesuatu yang mereka tidak suka atau tidak sesuai dengan pikiran mereka, mereka langsung memberikan respon yang kebanyakan negatif dan insolutif.

bukannya saya membela sebuah negara bernama amerika atau inggris, namun disana ketika ada suatu masalah negara, mereka cenderung bersikap pro-aktif, maksudnya adalah mereka cenderung mencari solusi terhadap segala sesuatu masalah yang timbul,bukan malah saling cakar untuk kepentingan pribadinya, bukankah hal itu sangat islami sekali ?

mungkin pantas kalau tingkat pendidikan dan kualitas hidup masnusia Indonesia masih terus berada dibawah negara-negara ASEAN pada umumnya, bisa jadi salah satunya karena kedua hal itu yang masih inheren (melekat) pada masyarakat kita.

wassalam
al-fakir ad-dhaif
varendy

0 Comments:

Post a Comment

<< Home